Ini dia cerpen buatan ku, walaupun dibantuin sihh sama sahabatku Tami.. :)
SELESAI :)
Bel pulang sekolah baru saja berbunyi, itu tandanya aku dan
lebih dari 1000 siswa SMA Pertiwi akan segera merapikan buku dan bergegas
menuju pintu gerbang sekolah. Hari ini, aku harus pulang sendiri. Aquila dan Kirana
pulang sore karena mereka latihan untuk Karya Ilmiah Remaja.
Saat aku berjalan
menuruni tangga, karena kebetulan kelasku ada di lantai 2. Tiba- tiba saja ada
yang menepuk pundakku .
Rio :
“Hai bil, kamu sendiri aja?”
Aku : “Eh kamu, aku kira Quila dan
Kirana, iya nih aku sendirian”
Rio : “Emang mereka pada kemana?”
Sambil melihat kanan kiri.
Aku : “Mereka latihan untuk Karya
Ilmiah Remaja.”
Rio : “Oh gitu, kalau gitu aku antar
kamu pulang ya?” Sambil
senyum kepadaku.
Aku : “Emang gak ngerepotin kamu?” aku
pun membalas
senyumannya.
Rio : “Enggak kali, lagi pula kan
rumah kita satu arah, daripada
kamu kelamaan nungguin angkot, mau gak?”
Aku : “Yaudah deh boleh.” Sambil
menggangguk.
Kamipun
berjalan menuju parkiran motor. Lalu, Rio pun
mengantarkanku pulang.
Keesokan pagi, Aku melakukan
rutinitasnya seperti biasa di sekolah, dan saat bel pulang berbunyi aku, Aquila
dan Kirana segera bergegas meninggalkan kelas. Saat aku melewati parkiran motor
aku melihat Rio dan teman- temannya sedang asik ngobrol. Aku melihat ke arah
Rio dan tanpa disengaja Rio pun menoleh kearahku dengan tersenyum. Aku pun
membalas senyumannya. Tanpa aku sadari Aquila dan Kirana sedang melihatku
saling senyum dengan Rio. Mereka lantas mentertawaiku dan member isyarat kalau aku suka dengan Rio. Aku
pun malu dan hanya bisa diam.
Sore itu, tiba – tiba saja Rio
datang kerumahku. Rio meminta ku untuk menemaniku ke toko buku. Aku pun menerima ajakannya. Kami
berdua langsung menuju sebuah Mall di daerah Jakarta Barat. Sesampainya disana,
kami pun langsung menuju toko buku yang dituju. Aku pun membantu Rio memilih
buku fisika kela XI dan beberapa komik Jepang yang Ia letakkan dikeranjang
belanjanya. Sesudah membeli buku, kami memutuskan untuk makan, disela – sela kami
makan, Rio banyak bercerita tentang komik yang ia beli tadi dan juga bercerita
tentang dirinya. Tiba – tiba….
Rio : “Kamu beda bil” sambil
memandangiku .
Aku :
“Maksud kamu?” memandangi Rio dengan bingung.
Rio : “Walaupun kamu cantik dan
pitar, kamu tetap baik dan
sederhana.”
Aku : “Makasih yo.” Sambil
tersenyum.
Rio : “Bil…?”
Aku :
“Iya yo, kenapa?”
Rio : “Kamu mau gak?”
Aku :
“Mau apaan yo?” makin bingung.
Rio : “Kamu mau gak jadi
pacarku?”
Aku :
“Hah? Ah kamu ini bercanda saja.” Kaget dan mukanya
memerah.
Rio : “Nabila, aku serius. Kamu
maukan jadi pacarku?”
Aku : “Hem…” aku terdiam sejenak
“Aku mau, yo.”
Rio : “Makasih ya bil.”
Tersenyum kegirangan.
Dan akhirnya kami berdua pun
jadian di restoran tempat kami makan tadi. Sehabis makan Rio pun mengajakku ke
sebuah taman di dekat rumahku. Kami pun tertawa ria disana sampai tak sadar
langit sudah gelap dan matahari pun sudah berubah menjadi bulan. Rio pun
mengantarku pulang dan Rio pun langsung pamit pulang karena sudah malam.
Setelah 5 bulan kami menjalani
hubungan dengan baik, bahkan teman – teman mereka mengatakan bahwa kami adalah
pasangan serasi. Pagi itu dengan biasa aku menjalani rutinitas di sekolahan.
Tapi kali ini aku kaget, karena Tiwi teman sekelasku mengatakan bahwa Rio
merokok dan Tiwi melihat dengan mata kepalanya sendiri. Aku pun kaget dan
sangat kesal dengan Rio. Biasanya setiap pulang sekolah aku selalu diantar Rio
sampai rumahnya namun hari ini tidak karena aku sangat kesal dengan Rio. Aku tidak
ingin memiliki pacar yang merokok. Akhirnya aku pulang dengan naik angkot.
Sesampainya di rumah Rio pun menghubungiku via telepon.
Rio : “Hallo, Nabil? Kamu tadi kemana
aku cariin kamu gak
ada.” dengan suara panik.
Aku : “Aku pulang duluan!” dengan
nada marah.
Rio : “Kamu kenapa sih bil? Kok
kayaknya kesel banget sama
aku?”
Aku : “Iya aku kesel sama kamu,
intropeksi diri kamu dulu deh”
Rio : “Kenapa? Coba kamu jelasin
deh sma aku, aku salah apa,
biar aku ngerti dan merubah kelakuanku.”
Aku : “Kamu ngerokok kan?” dengan
kesal.
Rio : “Enggak kok, kamu kok
nuduh aku kayak gitu sih.”
Aku : “Ngaku aja, kalo gak mau
ngaku yaudah lebih baik kita
akhiri hubungan ini aja.”
Rio :
“Gak aku gak ingin hubungan yang kita jalin selama ini berakhir hanya gara-
gara satu masalah saja. Yasudah aku mengaku saja, emang benar kalau aku
merokok, tetapi aku hanya ingin mencobanya. Dan aku berjanji tidak akan pernah
merokok lagi.”
Aku :
“Oke tapi kamu jangan berhenti ngerokok cuma karena aku, tapi kamu harus
berhenti ngerokok karena untuk kesehatan kamu ya.”
Rio :
“Oke bil, aku janji untuk gak ngerokok karena kamu dan kesehatanku.”
Akhirnya
kami berdua ngobrol panjang lebar dan juga sekarang kami berdua sudah baikan.
Sekarang hubungan kami telah
membaik dan kami seperti biasa lagi. Dan semoga jalinan cinta ini tidak akan
pernah pudar selamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar